Menjadi mahasiswa apatis atau aktivis
Oleh : Robbi Sunarto
Saat seseorang masuk keperguruan tinggi, maka disaat itulah pilihan menjadi mahasiswa apatis atau aktivis datang menghampiri. Pilihan menjadi aktivis datang dan ditawarkan oleh organisasi kampus. Dengan berbagai cara organisasi-organisasi kampus berusaha untuk dapat membuat mahasiswa baru tertarik untuk bergabung dengan organisasi mereka. Karena memang salah satu tujuan organisasi kampus adalah menjaga agar organisasi yang mereka naungi dapat tetap eksis. Sedangkan pilihan menjadi mahasiswa apatis adalah disebabkan menyebarnya virus hedonisme dikalangan mahasiswa. Virus ini menyebabkan mahasiswa tidak peduli dengan lingkungan sekitar mereka, mereka hanya memikirkan diri sendiri untuk mendapatkan kepuasan yang sebesar-besarnya untuk diri mereka sendiri.
Sebelum memilih untuk menjadi mahasiswa apatis atau mahasiswa aktivis tentunya mahasiswa baru ingin tahu apa itu mahasiswa apatis dan apa itu mahasiswa aktivis. Mahasiswa apatis adalah sosok mahasiswa yang tidak peduli dan tidak mau tahu tentang permasalahan yang terjadi diluar dirinya. Mahasiswa apatis hanya memikirkan aktifitas perkuliahannya saja. Segala sesuatunya selalu diukur dengan pencapaian kredit mata kuliah dan indeks prestasi yang tinggi serta berupaya menyelesaikan kuliah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mahasiswa seperti ini setiap ada kegiatan kampus, permasalahan kampus, ataupun hal-hal lainnya cendrung tidak mau tahu. Misalnya saat ada kegiatan pemilihan raya kampus untuk memilih ketua BEM, banyak mahasiswa yang hanya melihat saja saat orang memilih. Disaat diajak mereka masih juga tidak mau memilih
Lalu siapa yang disebut mahasiswa aktivis, apakah harus ikut organisasi?. Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. dia tak hanya memikirkan aktifitas studinya melainkan juga memikirkan permasalahan yang terjadi dikampus ataupun dimasyarakat. Keaktifan di organisasi ini biasanya dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa organisasi dan kepemimpinan, tuntutan sosial atau bisa jadi karena pelarian dari aktivitas perkuliahan yang kadang dianggapnya membosankan. mahasiswa aktivis memang tidak harus memasuki organisasi, mahasiswa bisa menjadi aktivis melalui tulisan-tulisan yang dibuatnya mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi atau sering berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung dikampus. Namun memang menjadi mahasiswa aktivis lebih baik diwadahi oleh sebuah organisasi.
Sekarang setelah mengetahui apa itu mahasiswa apatis dan mahasiswa aktivis. Sekarang terserah anda mau memilih yang mana. Apakah anda mau menjadi dan disebut mahasiwa apatis atau menjadi dan disebut mahasiswa aktivis.