Sabtu (14/5). Bertempat di bawah pohon rindang dibelakang parkir utama fakultas ekonomi Universitas Riau (UR) tepatnya dikawasan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Lembaga Pengkajian Ilmiah dan Informasi (LPII) dengan kepengurusan baru kembali melaksanakan DPR (Diskusi Pohon Rindang) yang mengangkat tema Negara Islam Indonesia (NII) masuk kampus dan yang menjadi narasumber adalah yosi kurnia miharja, mantan direktur eksekutif LPII FE UR.
Dalam diskusi tersebut Yosi menjelaskan tentang sejarah terbentuknya NII, ia mengatakan bahwa NII lahir sebagai efek dari kekecewaan umat islam terhadap kaum nasionalis yang membawa Negara Indonesia kepada bentuk Negara sekuler. NII dahulu terletak di jawa barat dan pada saat itu jawa barat mengalami kekosongan kekuasaan akibat agresi militer belanda. Pada saat kekosongan itu NII memproklamasikan kemerdekaannya. Jadi tidak benar NII Kartosuwiryo memberontak kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun dia memberontak kepada belanda yang melancarkan agresinya, artinya adalah bahwa NII Kartosuwiryo tidaklah benar mendirikan negara dalam negara, sabagaimana yang banyak orang tuduhkan yaitu Kartosuwiryo melakukan Makar.
Berkaitan dengan NII KW 9 yang hangat diperbincangkan sekarang, Yosi mengatakan bahwa jika ajaran-ajaran yang disampaikan misalnya tidak diwajibkan sholat karena belum menjadi Negara islam, hal tersebut jelas sesat, dan hal tersebut berbeda dengan NII yang diperjuangkan oleh kartosuwiryo berserta umat islam saat itu. Yosi mengatakan bahwa jika NII KW 9 mengajarkan ajaran yang sesat seperti yang disampaikan tadi maka NII KW 9 tersebut merupakan NII palsu, karena NII yang asli yaitu NII Kartosuwiryo ajarannya berdasarkan Quran dan Sunnah, jadi tidak ada penyelewengan ajaran islam.
Berkaitan dengan NII yang hangat diberitakan saat ini, yosi mengingatkan bahwa hati - hati terhadap permainan intelejen yang berniat untuk mengadu domba umat islam maupun merusak citra islam yosi juga mengingatkan sebagai umat islam kita harus hati-hati terhadap provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan islam.
Selanjut sebagai penutup yosi mengingatkan, NII yang tidak sesuai ajaran Islam kita semua harus menjauhinya. Sedangkan NII yang diperjuangkan oleh kartosuwiryo pada masa dahulu saudara-saudara boleh saja tidak setuju dengan perjuangannya, tetapi sebagai umat islam saudara jangan menjelek-jelekan mereka, sebab niat mereka adalah karena Allah Ta’ala dan kemajuan Islam. Wallahu A’lam Bishowab.Robbi Sunarto
Senin, 20 Juni 2011
Siapkan Dirimu Jelang Interview
JAKARTA – Interview merupakan tahapan penting yang menentukan peluangmu untuk diterima menjadi karyawan di suatu perusahaan.
Berbagai persiapan perlu dilakukan demi suksesnya sebuah interview, mulai dari persiapan fisik seperti baju, rias wajah, dan tata rambut, maupun persiapan mental terkait pengendalian rasa gugup dalam menghadapi para pewawancara.
Berikut beberapa panduan dari College Candy yang dapat kamu contoh ketika memiliki janji interview:
Kenakan pakaian yang sesuai. Pemilihan pakaian ketika interview menjadi penilaian tersendiri bagi pihak perusahaan. Kenakanlah pakaian yang rapi, layak, dan nyaman untuk interview, sebab, pakaian yang kamu kenakan menjadi cermin kepribadianmu.
Tidak perlu berlebihan. Meninggalkan kesan positif ketika interview memang sangat penting. Namun, rias wajah dan pakaian yang berlebihan untuk suatu proses interview dapat meninggalkan kesan buruk pada pihak perusahaan.
Jangan datang terlambat! Datang tepat waktu sesuai dengan janji temu yang ditetapkan mengindikasikan bahwa kamu adalah orang yang disiplin waktu serta menjadi nilai tambah bagimu di hadapan pewawancara.
Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Selama waktu interview, kamu diberi kesempatan untuk menunjukan kepribadian melalui cara bicara dan kontak mata dengan peawancara. Maka tunjukan bahwa kamu adalah kepribadian yang mereka butuhkan untuk mengisi pekerjaan tersebut.
Kirimkan ucapan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk interview. Hal yang jarang dilakukan ini dapat membantu pewawancara untuk mudah mengingatmu.
Jaga hubungan baik dengan mantan pewawancara. Jangan kecewa jika belum diterima dalam suatu kesempatan interview. Dengan menjaga hubungan baik dengan mantan pewawancara, kamu bisa memperlebar jaringan sehingga dapat memberikan tambahan informasi saat ada lowongan pekerjaan lain.
Semoga sukses!
(rhs)
Berbagai persiapan perlu dilakukan demi suksesnya sebuah interview, mulai dari persiapan fisik seperti baju, rias wajah, dan tata rambut, maupun persiapan mental terkait pengendalian rasa gugup dalam menghadapi para pewawancara.
Berikut beberapa panduan dari College Candy yang dapat kamu contoh ketika memiliki janji interview:
Kenakan pakaian yang sesuai. Pemilihan pakaian ketika interview menjadi penilaian tersendiri bagi pihak perusahaan. Kenakanlah pakaian yang rapi, layak, dan nyaman untuk interview, sebab, pakaian yang kamu kenakan menjadi cermin kepribadianmu.
Tidak perlu berlebihan. Meninggalkan kesan positif ketika interview memang sangat penting. Namun, rias wajah dan pakaian yang berlebihan untuk suatu proses interview dapat meninggalkan kesan buruk pada pihak perusahaan.
Jangan datang terlambat! Datang tepat waktu sesuai dengan janji temu yang ditetapkan mengindikasikan bahwa kamu adalah orang yang disiplin waktu serta menjadi nilai tambah bagimu di hadapan pewawancara.
Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Selama waktu interview, kamu diberi kesempatan untuk menunjukan kepribadian melalui cara bicara dan kontak mata dengan peawancara. Maka tunjukan bahwa kamu adalah kepribadian yang mereka butuhkan untuk mengisi pekerjaan tersebut.
Kirimkan ucapan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk interview. Hal yang jarang dilakukan ini dapat membantu pewawancara untuk mudah mengingatmu.
Jaga hubungan baik dengan mantan pewawancara. Jangan kecewa jika belum diterima dalam suatu kesempatan interview. Dengan menjaga hubungan baik dengan mantan pewawancara, kamu bisa memperlebar jaringan sehingga dapat memberikan tambahan informasi saat ada lowongan pekerjaan lain.
Semoga sukses!
(rhs)
Margaret Puspitarini
Banyak Cara Biayai Kuliah
JAKARTA - Meski banyak kampus asing menawarkan beasiswa, tidak jarang juga kampus yang memiliki keterbatasan dalam program bantuan keuangan bagi mahasiswanya. Jangan khawatir, banyak yang bisa kamu lakukan untuk meringankan beban biaya kuliahmu.
Associate Dean dari Iowa State University (IUS) Linda Serra Hagedorn dalam kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini menjelaskan, bantuan keuangan dalam bentuk pinjaman biasanya diberikan untuk mahasiswa warga negara Amerika.
Ketika ditemui usai presentasi tentang kehidupan perkuliahan di kampusnya, di Gedung Aminef, Jakarta, Hagedorn menjelaskan, beasiswa bagi pelajar internasional memang tersedia, namun terkadang sulit dicari dan itu pun tidak bersifat beasiswa penuh.
Hagedorn memaparkan, melakukan riset di internet tentang beasiswa memang penting, tapi calon mahasiswa sebaiknya tidak berhenti sampai di situ. "Anda harus lebih proaktif, bicaralah dengan orang-orang di kampus. Tanyakan secara spesifik bantuan beasiswa yang Anda butuhkan. Mendapatkan beasiswa penuh memang agak sulit, tapi beasiswa parsial akan lebih mudah didapatkan," kata Hagedorn kepada okezone.
Pengampu berbagai mata kuliah sains ini menambahkan, salah satu cara yang bisa kamu tempuh adalah, bekerja di kampus. Dengan bekerja di kampus, kamu akan mendapatkan bayaran yang bisa kamu pergunakan untuk biaya hidup sehari-hari atau untuk kebutuhan lainnya.
"Selain itu, dengan bekerja di kampus, kamu akan bertemu banyak orang dan membuka kemungkinan akses informasi untuk mendapatkan beasiswa atau bantuan keuangan yang kamu butuhkan," Hagedorn mengimbuhkan.
Dia menjelaskan, mencari pekerjaan di kampus bukanlah kompetisi mahasiswa domestik atau asing, tapi kompetisi kemampuan tiap mahasiswa. Hagedorn meyakinkan, pihak kampus akan mempekerjakanmu jika kamu memenuhi kualifikasi mereka. Biasanya, mahasiswa yang bekerja di kampus membantu dalam bidang administrasi, penelitian, dan berbagai pekerjaan lainnya.
"Komunikasi yang baik juga akan menjadi nilai lebih di mata perekrut pegawai kampus. Tunjukkan ke mereka bahwa bahasa Inggris bukanlah penghalang Anda untuk bekerja. Anda bisa juga mengirimkan contoh tulisan kepada mereka sebagai bahan pertimbangan," imbuhnya.
Bekerja di luar kampus, kata wanita bermata coklat ini, tidak diperbolehkan bagi mahasiswa asing. "Sebab, visa yang mereka miliki adalah visa pelajar," imbuhnya.(rfa)
Associate Dean dari Iowa State University (IUS) Linda Serra Hagedorn dalam kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini menjelaskan, bantuan keuangan dalam bentuk pinjaman biasanya diberikan untuk mahasiswa warga negara Amerika.
Ketika ditemui usai presentasi tentang kehidupan perkuliahan di kampusnya, di Gedung Aminef, Jakarta, Hagedorn menjelaskan, beasiswa bagi pelajar internasional memang tersedia, namun terkadang sulit dicari dan itu pun tidak bersifat beasiswa penuh.
Hagedorn memaparkan, melakukan riset di internet tentang beasiswa memang penting, tapi calon mahasiswa sebaiknya tidak berhenti sampai di situ. "Anda harus lebih proaktif, bicaralah dengan orang-orang di kampus. Tanyakan secara spesifik bantuan beasiswa yang Anda butuhkan. Mendapatkan beasiswa penuh memang agak sulit, tapi beasiswa parsial akan lebih mudah didapatkan," kata Hagedorn kepada okezone.
Pengampu berbagai mata kuliah sains ini menambahkan, salah satu cara yang bisa kamu tempuh adalah, bekerja di kampus. Dengan bekerja di kampus, kamu akan mendapatkan bayaran yang bisa kamu pergunakan untuk biaya hidup sehari-hari atau untuk kebutuhan lainnya.
"Selain itu, dengan bekerja di kampus, kamu akan bertemu banyak orang dan membuka kemungkinan akses informasi untuk mendapatkan beasiswa atau bantuan keuangan yang kamu butuhkan," Hagedorn mengimbuhkan.
Dia menjelaskan, mencari pekerjaan di kampus bukanlah kompetisi mahasiswa domestik atau asing, tapi kompetisi kemampuan tiap mahasiswa. Hagedorn meyakinkan, pihak kampus akan mempekerjakanmu jika kamu memenuhi kualifikasi mereka. Biasanya, mahasiswa yang bekerja di kampus membantu dalam bidang administrasi, penelitian, dan berbagai pekerjaan lainnya.
"Komunikasi yang baik juga akan menjadi nilai lebih di mata perekrut pegawai kampus. Tunjukkan ke mereka bahwa bahasa Inggris bukanlah penghalang Anda untuk bekerja. Anda bisa juga mengirimkan contoh tulisan kepada mereka sebagai bahan pertimbangan," imbuhnya.
Bekerja di luar kampus, kata wanita bermata coklat ini, tidak diperbolehkan bagi mahasiswa asing. "Sebab, visa yang mereka miliki adalah visa pelajar," imbuhnya.(rfa)
Rifa Nadia Nurfuadah
OPINI : Mahasiswa Hanya Mengejar Gelar
MELIHAT realitas yang terjadi, khususnya di kalangan perguruan tinggi, mayoritas mahasiswa masih belum mampu memahami identitas sosialnya. Yakni, sebagai generasi dengan sikap progresif dan militansi cukup signifikan untuk mendorong perubahan masyarakat.
Kebanyakan mahasiswa hanya sibuk dengan tugas yang diberikan oleh dosen. Mereka jarang terlibat kegiatan-kegiatan di masyarakat, sehingga tidak mengerti perkembangan di masyarakat itu sendiri.
Mahasiswa harus mampu menyeimbangkan diri terhadap kondisi sosial masyarakat, sehingga kegiatan di kampus tidak semata-mata kuliah dan kemudian pulang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen. Di balik itu semua, mahasiswa mempunyai tugas dan peran yang penting dalam masyarakat, terutama untuk kemajuan negara Indonesia.
Fakta yang terjadi di kalangan mahasiswa sekarang sangat berlawanan dengan pandangan masyarakat pada umumnya, tidak memiliki harkat dan martabat tinggi. Karena masih banyak lulusan mahasiswa yang sulit mencari kerja dan bertindak anarkis yang kurang mencermikan agen perubahan.
Pembangunan idealisme akan kesadaran kritis bukanlah yang bersifat progresif terhadap realitas. Peran mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah terdegradasi. Padahal mahasiswa adalah harapan rakyat sebagai regenerasi muda bangsa Indonesia. Akan tetapi, apa yang diinginkan oleh mahasiswa tidak sejalan dengan keinginan rakyat, bahkan rakyat menilai jika mahasiswa itu hanya bisa bertindak anarkis saja.
Sebagian besar mahasiswa di era sekarang ini, hanya mengejar gelar. Mahasiswa seakan-akan tidak peduli dengan segala kebutuhan masyarakat tehadap pemerintah. Hanya segelintir mahasiswa yang masih mau menyalurkan amanat dari masyarakat dengan cara yang baik.
Selain itu mahasiswa sekarang yang mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat jati diri mereka, cenderung untuk berpikir pragmatis dalam menghadapi persoalan. Hal tersebut terjadi karena pengaruh budaya barat yang tidak terkendali telah meracuni pemuda dan mahasiswa.
Kesimpulannya adalah peran mahasiswa sangat besar, namun mereka kurang sadar akan hal tersebut, sehingga mereka hanya dengan mudahnya menyelesaikan persoalan menggunakan emosi. Lepas dari pandangan buruk tentang mahasiswa, masih banyak mahasiswa yang menggunakan intelektualnya untuk ikut serta membangun masyarakat.
Handini Arga Damar RaniMahasiswa Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus(//rfa)
Kebanyakan mahasiswa hanya sibuk dengan tugas yang diberikan oleh dosen. Mereka jarang terlibat kegiatan-kegiatan di masyarakat, sehingga tidak mengerti perkembangan di masyarakat itu sendiri.
Mahasiswa harus mampu menyeimbangkan diri terhadap kondisi sosial masyarakat, sehingga kegiatan di kampus tidak semata-mata kuliah dan kemudian pulang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen. Di balik itu semua, mahasiswa mempunyai tugas dan peran yang penting dalam masyarakat, terutama untuk kemajuan negara Indonesia.
Fakta yang terjadi di kalangan mahasiswa sekarang sangat berlawanan dengan pandangan masyarakat pada umumnya, tidak memiliki harkat dan martabat tinggi. Karena masih banyak lulusan mahasiswa yang sulit mencari kerja dan bertindak anarkis yang kurang mencermikan agen perubahan.
Pembangunan idealisme akan kesadaran kritis bukanlah yang bersifat progresif terhadap realitas. Peran mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah terdegradasi. Padahal mahasiswa adalah harapan rakyat sebagai regenerasi muda bangsa Indonesia. Akan tetapi, apa yang diinginkan oleh mahasiswa tidak sejalan dengan keinginan rakyat, bahkan rakyat menilai jika mahasiswa itu hanya bisa bertindak anarkis saja.
Sebagian besar mahasiswa di era sekarang ini, hanya mengejar gelar. Mahasiswa seakan-akan tidak peduli dengan segala kebutuhan masyarakat tehadap pemerintah. Hanya segelintir mahasiswa yang masih mau menyalurkan amanat dari masyarakat dengan cara yang baik.
Selain itu mahasiswa sekarang yang mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat jati diri mereka, cenderung untuk berpikir pragmatis dalam menghadapi persoalan. Hal tersebut terjadi karena pengaruh budaya barat yang tidak terkendali telah meracuni pemuda dan mahasiswa.
Kesimpulannya adalah peran mahasiswa sangat besar, namun mereka kurang sadar akan hal tersebut, sehingga mereka hanya dengan mudahnya menyelesaikan persoalan menggunakan emosi. Lepas dari pandangan buruk tentang mahasiswa, masih banyak mahasiswa yang menggunakan intelektualnya untuk ikut serta membangun masyarakat.
Handini Arga Damar RaniMahasiswa Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus(//rfa)
Langganan:
Postingan (Atom)